Proyeksi Jumlah Penduduk
Indonesia
Kita sering
mendengar istilah Bonus Demografi sejak Bappenas melaporkannya di tahun 2012,
tapi apa sebenarnya manfaat dari bonus tersebut? Bonus Demografi adalah
keuntungan secara ekonomis sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk
produktif (rentang usia 15-64 tahun), artinya negara kita memiliki lebih banyak
aset Sumber Daya Manusia produktif dibanding beban SDM yang belum atau sudah
tak memiliki produktivitas. Pada tahun 2012 kita memiliki bonus demografi
sebesar 49,6%, hampir setengah jumlah penduduk kita adalah penduduk produktif,
dan rasio ini diproyeksikan akan terus meningkat hingga pada tahun 2035 nanti menjadi
sebesar 70%, tapi apa manfaat dari semua data tersebut? Data menunjukkan bahwa
bonus demografi berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi antara 10-15% di
Thailand, Taiwan dan Korea, bonus demografi ini dapat dijadikan momentum
kebangkitan perekonomian Indonesia bila dimanfaatkan dengan baik.
Lalu apa yang
harus kita lakukan sebagai kaum muda produktif dalam menyikapi bonus tersebut? Dengan
berkurangnya beban penduduk tidak produktif di pundak kita, secara logika
kemampuan finansial dan fiskal kita akan dapat mendorong perekonomian
Indonesia, namun itu dengan asumsi bahwa penduduk produktif kita benar “mampu
berproduksi” dan pemerintah mampu mengakomodir lapangan kerja untuk penduduk
produktif tersebut. Kenapa harus memikirkan hal yang tidak bisa kita
kendalikan? Biarkan pemerintah melakukan tugasnya, tugas kita adalah memenuhi
syarat yang pertama, sudah cukup mampukah kita bersaing dengan SDM dari negara
lain? Pertanyaan tersebut menjadi sangat menantang mengingat mulai tahun 2015
ini kita akan memasuki tahun awal AFTA (Asean Free Trade Area) dimana selain
perdagangan dan investasi asing yang diberi kebebasan fiskal, SDM asing pun
dapat dengan bebas bekerja di Indonesia, pemerintah bahkan belum mampu
menyediakan lapangan kerja untuk warganya sendiri, bayangkan apa yang akan
terjadi bila kita tidak meningkatkan kualitas diri kita dan membuktikan bahwa
kita lebih baik dari SDM asing tersebut.
Atas dasar
tersebut, adalah kewajiban kita -sebagai generasi muda yang pada tahun 2035
nanti diproyeksikan sebagai tonggak kepemimpinan bangsa- untuk meningkatkan
kualitas diri kita, dan disana lah pendidikan berperan penting untuk
mewujudkannya. Pendidikan
adalah modal utama seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya, meskipun
pendidikan bisa didapatkan dimanapun dan melalui media apapun, tak dapat
dipungkiri bahwa fasilitas pendidikan membuka banyak peluang bagi seseorang
untuk meningkatkan nilai dan kualitas hidupnya. Kita melihat
Bill Gates, Mark Zuckerberg dan Steve Jobs sebagai mahasiswa Drop Out yang sukses dan menjadi
milliuner tanpa memiliki ijazah tinggi, kita lupa bahwa Bill Gates dan Mark
Zuckerberg memiliki kapasitas untuk berkuliah di Harvard University (walau
mereka menemukan jalan lebih baik tanpa ijazah, tapi kesempatan mereka dimulai
dari sana), dan Steve Jobs, sebesar penyesalan dia memasuki sekolah tinggi,
sebesar itu pula semangatnya dalam mengembangkan dirinya, bayangkan bila ia tak
pernah mengikuti kursus kaligrafi, atau ia tidak mendalami dunia seni animasi,
tak terbayangkan akibatnya pada dunia teknologi saat ini.
Kontinuitas adalah
kunci, mengembangkan diri harus dilakukan secara terus menerus, bukan masalah
dimana kita menerima pendidikan, tapi dimanapun kita harus bisa menjadikannya
sebagai pendidikan, bila kita sedang belajar di jenjang perkuliahan, temukan
lahan belajar lain selain di kelas, bila kita sedang bekerja, jadikan
pengalaman bekerja dan networking
sebagai ajang menambah nilai diri, bila kita sedang menjalankan bisnis, jangan
berpuas diri dengan produksi sejumlah x, bila kita bisa memproduksi 100x dari
jumlah sumber daya yang sama kenapa harus berhenti berinovasi? Pendidikan adalah
tanggung jawab kita masing-masing, pemerintah hanya mampu menyediakan fasilitas
belajar dan kurikulum yang dipandang relevan untuk bangsa, namun pilihan untuk
mendidik dan mengembangkan diri adalah sepenuhnya plerogatif kita
masing-masing.
Belum lama
kembang api menyambut tahun baru 2015 berpijar di angkasa, lalu apa yang akan
kita lakukan tahun ini untuk menyongsong bonus demografi Indonesia? Resolusi
saya adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan apapun
pilihan anda, kesempatan telah hadir di depan mata, bonus demografi adalah
pedang bermata dua, tidak mempersiapkannya dengan baik maka ia akan menjadi
bumerang keras di wajah kita, persiapkan dan sikapi dengan baik maka ia akan
meningkatkan kita ke level yang lebih tinggi, dan pilihan untuk membuangnya
atau memaksimalkannya sampai tetes terakhir adalah sepenuhnya plegoratif anda, the future is there for the taking.
Bramantyo Adi Nugroho
An appraiser
who happens to devote his life for education
Currently works
as a govt official at LPDP Ministry of Finance
Know me better
on twitter @bramlennon